Rabu, 28 Desember 2011

SAWO TEKARANG (Achras zapota)




Sawo yang disebut neesbery atau sapodilas adalah tanaman buah berupa yang diperkirakan berasal dari Guatemala (Amerika Tengah), Mexico dan Hindia Barat. Para penjajah bangsa Spanyol membawanya dari Meksiko ke Filipina, dan kemungkinan dari sana menyebar ke Asia Tenggara. Kini sawo manila telah ditanam di banyak daerah tropis di dunia. Koleksi plasma nutfah sawo manila terdapat di Los Banos (Filipina), Queensland (Australia), India, Kuba, Brazil, Kosta Rika, Florida dan Hawaii (Amerika Serikat) dan beberapa negara lain.
Tanaman sawo dalam sistematika (Taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisi             :    Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub divisi       :    Angiospermae (Berbiji tertutup)
Kelas             :    Dicotyledonae (biji berkeping dua)
Ordo            :    Ebenales
Famili           :    Sapotaceae
Genus           :    Achras atau Manilkara
Spesies           :    Achras zapota. L sinonim dengan Manilkara achras
Dalam perdagangan umum sawo dikenal sebagai Sawo manila. Daerah Sumatera menyebutnya : Sawo Manila (Melayu), Saus (Padang), di jawa : Sawo Manila (Sunda), Sawo Manila (Jawa Tengah), Sabu manela (Madura)  dan di Bali menyebutnya Sabo Jawa.
Kerabat dekat sawo dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Sawo Liar atau Sawo Hutan
Kerabat dekat sawo liar antara lain: sawo kecik dan sawo tanjung Sawo kecik atau sawo jawa (Manilkara kauki L. Dubard.) Sawo kecik dimanfaatkan sebagai tanaman hias atau tanaman peneduh halaman. Tinggi pohon mencapai 15 – 20 meter, merimbun dan tahan kekeringan. Kayu pohonnya sangat bagus untuk dibuat ukiran dan harganya mahal. Sawo tanjung (Minusops elingi) memiliki buah kecil-kecil berwarna kuning keungu-unguan, jarang dimakan, sering digunakan sebagai tanaman hias, atau tanaman pelindung di pinggir-pinggir jalan.
2) Sawo Budidaya
Berdasarkan bentuk buahnya, sawo budidaya dibedakan atas dua jenis, yaitu:
a. Sawo Manilas
Buah sawo manila berbentuk lonjong, daging buahnya tebal, banyak mengandung air dan rasanya manis. Termasuk dalam kelompok sawo manila antara lain adalah: sawo kulon, sawo betawi, sawo karat, sawo malaysia, sawo maja dan sawo alkesa.
b. Sawo Apel
Sawo apel dicirikan oleh buahnya yang berbentuk bulat atau bulat telur mirip buah apel, berukuran kecil sampai agak besar, dan bergetah banyak. Termasuk dalam kelompok sawo apel adalah : sawo apel kelapa, sawo apel lilin dan sawo duren. Sawo duren merupakan nama sejenis buah dari suku sawo - sawoan (sapotaceae). Buah ini juga dikenal dengan nama sawo apel, sawo ijo atau apel ijo (jawa.), sawo hejo (sunda.), sawo kadu (banten), dan kenitu atau manécu (jatim). (www.Wikipedia.org)
Sawo memiliki pohon yang besar dan rindang, dapat tumbuh hingga setinggi 30-40 m. Bercabang rendah, batang sawo manila berkulit kasar abu-abu kehitaman sampai coklat tua. Seluruh bagiannya mengandung lateks, getah berwarna putih susu yang kental Sawo manila merupakan buah yang sangat populer di Asia Tenggara. Wilayah ini adalah produsen dan sekaligus konsumen utama buah ini di dunia. Sawo disukai terutama karena rasanya yang manis dan daging buahnya yang lembut.
Kebanyakan buah sawo manila dimakan dalam keadaan segar. Akan tetapi sawo dapat pula diolah menjadi serbat (sherbet), dicampurkan ke dalam es krim, atau dijadikan selai. Sari buah sawo dapat dipekatkan menjadi sirup, atau difermentasi menjadi anggur atau cuka.
Selain buahnya yang dimanfaatkan, beberapa bagian pohon sawo juga memiliki banyak manfaat. Getah pohon sawo disadap di Amerika, dikentalkan menjadi chicle yang merupakan bahan permen karet alami. Getah ini juga diolah menjadi aneka bahan baku industri sebagai pengganti getah perca dan bahan penambal gigi. Kayu sawo berkualitas bagus sebagai bahan perabot dan ukir-ukiran. Kulit kayunya menghasilkan tanin, yang secara tradisional digunakan nelayan sebagai bahan pencelup (ubar) layar dan alat pancing serta sebagai bahan obat tradisional untuk mengatasi diare (tanin), demam (tanin dan biji), dan bahan bedak untuk memulihkan tubuh sehabis bersalin (bunga).
Di Indonesia, tanaman sawo telah lama dikenal dan banyak ditanam mulai dari dataran rendah sampai tempat dengan ketinggian 1200 m dpl, seperti di Jawa dan Madura. Pengembangan budidaya sawo sudah meluas hampir di seluruh wilayah Indonesia. Pada tahun 1990 areal penanaman sawo terdapat di 22 provinsi, kecuali NTT, Maluku, Irian Jaya dan Timor Timur. Sentra produsen sawo termasuk lima besar pada tahun 1993 adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa timur, D.I. Yogyakarta dan Kalimantan Barat.
Produksi sawo di Kalimantan Barat pada tahun 2006 telah   mencapai 1743 ton (angka sementara) dan sebesar 1249 ton dihasilkan di Kabupaten Sambas (BPS Kalbar 2010). Dengan demikian jelas bahwa Kabupaten Sambas termasuk daerah yang cocok untuk sawo dibandingkan dengan kabupaten lain. Kabupaten Sambas merupakan daerah beriklim tropis dengan curah hujan bulanan rata-rata 187.348 mm dengan suhu udara antara 22,9-31,05 derajat C. Ketinggian tempat antara 8-400 m dpl, jenis tanah yang ada meliputi jenis organosol, aluvial dan podsolit merah kuning (PMK).
Sawo merupakan tanaman buah tahunan yang dapat beradaptasi dengan baik di daerah tropis dataran rendah memiliki kualitas buah yang bagus dan sangat mudah dibudidayakan. Di Indonesia  sawo banyak diusahakan pada lahan pekarangan. Tanaman sawo mudah beradaptasi pada berbagai suhu, curah hujan dan tanah serta toleran terahadap kadar garam (salinitas) tanah yang relative tinggi. Sawo memiliki prospek ekonomi yang baik, bila di usahakan degan teknik budidaya yang benar.
 Karakter Kuantitatif yang dimiliki sebagai berikut :
No
Parameter
Sawo Tekarang
1
Ukuran buah
-      Tinggi
-      Diameter

13,75 – 16,27 cm
 7,53 – 10,75 cm
2
Berat perbuah
142,8 – 166,6 gr
3
Warna kulit buah
Coklat keemasan
4
Daya simpan buah
7 – 10 hr
5
Rendemen
80 - 90%


Kandungan Vitamin Sawo Tekarang 
No
Parameter
Sawo
Tekarang
1
2
3
Kadar Gula
Vitamin C
Kadar Air(%)
16o Brix
14,71  mg/100gr
13,16 %

Data : Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura,Juni 2009
Sawo Tekarang memiliki diameter batang 18 cm dan lingkar batang pada ketinggian 1 m 56,6 cm, daun berukuran panjang 9,5-11,5 cm dan lebarnya 3,5-5,0 cm, panjang tangkai daun 2,0 – 2,5 cm dengan jumlah daun  8 - 12 helai pertangkai daun, jarak antar daun 2,03,0 cm, siklus daun baru 30 – 40 hari. Buahnya mempunyai ukuran tinggi 13,75 – 16,27 cm dan diameter 7,53 – 10,75 cm. Produksi pertanaman 100-150 kg/pohon/tanaman.
Tanaman Sawo Tekarang seperti pada umumnya Sawo terserang hama yaitu lalat buah meskipun sawo tekarang ini memiliki kulit dengan lapisan lilin yang relative tebal maka dapat mengurangi serangan lalat buah namun demikian masih juga terkena lalat buah oleh karena itu harus tetap dilakukan pengendalian yang intensif. Selain lalat buah sawo ini sering terkena jamur upas dan jamur jelaga. Ketahanan terhadap jamur upas dan jamur jelaga Sawo Tekarang termasuk lebih toleran tentunya tergantung pada pengendaliannya.


Kamis, 02 Juni 2011

KELENGKENG VARIETAS DIAMON RIVER SINGKAWANG




Benih bermutu berperanan penting sebagai pembawa sifat-sifat genetik tanaman untuk menghasilkan produk tanaman bermutu dan memiliki nilai ekonomi tinggi.

Oleh karena itu upaya untuk menghasilkan varietas unggul akan selalu berkembang sesuai dengan perubahan permintaan konsumen dan perubahan lingkungan global. Pengembangan kelengkeng di Indonesia mempunya prospek dan peluang pasar yang cukup cerah

Selain merupakan sumber penghasilan (pendapatan) petani dan daerah atau negara. Usaha tani tanaman kelengkeng juga berperanan besar sebagai penyumbang keaneka ragaman sumber gizi masyarakat Kelengkeng mempunyai cita rasa manis dan aroma yang khas, serta memiliki nilai gizi (nutrisi) cukup tinggi.

Perkembangan

Di Kalimantan Barat tanaman kelengkeng mulai diusahakan oleh masyarakat di era tahun 2000 an dengan mendatangkan benih dari Kuching, Sarawak (Malaysia) yang terdiri dari beberapa varietas, antara lain Diamond river Singkawang (D.R.), Super (pimpong), dan Itoh.

Dari ketiga varietas diatas D.R. Singkawang telah berkembang dengan pesat sehingga telah banyak menyebar ke luar propinsi Kalimantan Barat

Taksonomi dan Morfologi



Tanaman kelengkeng atau lengkeng termasuk suku rambut-rambutan, kedudukan tanaman klengkeng dalam sistimatika (Taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Devisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)

Ordo : Sapindales

Family : Sapendaceae

Genus : Nephelium

Spesies : Nephelium longanum sin Euphoria longano

(lour) Stend



Kerabat dekat tanaman kelengkeng cukup banyak, beberapa diantaranya adalah rambutan (Nephelium lappaceum, L), kapulasan (Nephelium litchi, Camb). Tanaman kelengkeng merupakan tanaman tahunan yang dapat hidup hingga mencapai lebih dari 50 tahun, batang tanaman berkayu keras.

Salah satu keunggulan kelengkeng varietas D.R. Singkawang adalah dapat berproduksi tinggi dan berumur genjah. Tanaman kelengkeng D.R. Singkawang mulai berproduksi pada umur 7 - 8 bulan setelah benih ditanam, selain itu kelengkeng D.R. Singkawang juga adaptif terhadap ketinggian tempat atau lokasi penanaman, yang mana varietas ini tetap berproduksi jika ditanam pada daerah dataran rendah (0 – 400 meter dpl).

Selain adaptif terhadap daerah dataran rendah, kelengkeng D.R. Singkawang juga dapat berproduksi tinggi pada berbagai tipe iklim, yaitu sangat basah yang memiliki curah hujan 2.500 – 7.000 mm/tahun, iklim basah curah hujan 2.000 – 2.500 mm/tahun, dan iklim kering memiliki curah hujan kurang dari 2.000 mm/tahun, keunggulan lain dari kelengkeng D.R. Singkawang adalah ketahanannya terhadap hama dan penyakit utama, antara lain penyakit bercak Glocosporium yang disebabkan oleh jamur Glocosporium sp, bercak daun Peslalotia dan Fusarium, serta penyakit-penyakit yang disebabkan oleh jamur lainnya seperti penyakit akar putih, akar hitam dan jamur upas.

Perbandingan Keunggulan Kelengkeng Varietas Diamon River Singkawang, Varietas Batu dan Varietas Selarong

No
Parameter
D.R. Singkawang
Batu
Selarong
1.
Daerah adaptasi
Dataran rendah
Dataran tinggi
Dataran tinggi
2.
Bentuk tanaman
Rindang menarik
Melebar seperti payung
Rimbun
3.
Tinggi pohon
4,5 meter
15 meter
-
4.
Umur mulai berbuah
2 (dua) tahun


5.
Bentuk buah
Bulat
Bulat
Bulat
6.
Diameter buah
2 cm (kisaran)
-
2,6 – 2,8 cm
7.
Warna daging buah
Bening transparan
Bening transparan
Putih bening
8.
Ketebalan daging buah
± 0,4 cm
0,7 cm
0,7 – 0,9 cm
9.
Sifat daging buah
Keset ngelotok
Keset ngelotok
-
10.
Aroma buah
Harum
Agak harum
Agak harum
11.
Rasa buah
Manis
Manis
Manis legit
12.
Produksi per pohon
90 Kg
Umur tan 4 tahun
350 Kg
-
250 Kg
Umur tan 30 thn
 

Rabu, 27 April 2011

DURIAN TERONG

Durian Terong Berasal dari kecamatan Sekayam di kabupaten Sanggau Kalimantan Barat seperti durian lokal kalbar sebelumnya menarik perhatian orang karena rasanya enak manis  legit dan kering tidak becek, warnanya  kuning menarik .
Tanaman durian dalam sistematika (Taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisio       : Spermatophyta   
Klas           : Angiospermae
Sub Klas     : Dicotyledonae
Ordo         : Bombales
Familia      : Bombaceae
Genus        : Durio
Spesies       : Durio sp
Durian sangat beraneka ragam. Sebagaimana disebut di muka, beberapa spesies selain durian benar (D. zibethinus) juga dianggap sebagai durian. Di Indonesia tercatat ada 20 spesies anggota Durio (dari hampir 30-an jenis), sembilan di antaranya dapat dimakan. Durian yang benar pun memiliki banyak variasi. Lembaga penelitian di Indonesia, Malaysia, dan Thailand telah merilis berbagai kultivar durian unggul. Selain itu terdapat pula ras-ras lokal yang dikenal baik namun belum mengalami tahap seleksi untuk meningkatkan kualitasnya.

Durian Kalimantan Barat banyak berasal dari DAS sungai Kapuas ternyata mempunyai bau yang khas dengan aroma yang menyengat seperti musang, walaupun dengan aroma menyengat masih juga digemari konsumen maniak durian. Oleh karena bau menyengat ini durian Kalimantan Barat kebanyakan masuk pada spesies Durio zibethinus . Meski termasuk dalam spesies Durio zibethinus ada sebagian durian yang baunya sedang tidak menyengat.
Rencana pengembangan durian Terong dengan cara perbanyakan sambung pucuk yang entresnya di ambil dari PIT yang telah ditetapkan dikembalikan ke habitatnya dengan pola pengembangan kawasan sentra durian di kecamatan Sekayam secara swadaya masyarakat terkumpul dalam kelompok-kelompok pengembang durian.

Durian Terong memiliki karakteristik kuantitatif ukuran buah dengan tinggi 13-15 cm dan  diameter buah 10-11. cm, ukuran buah dengan range yang demikian membuat buah ini bentuknya bulat dan kecil beratnya hanya 800-1.500 gr , tidak seperti buah durian yang biasa berbentuk bulat atau lonjong dibanding dengan durian Rinbud berbentuk bulat dan berat buah 5000-7000 gr dan durian varietas Lokad berbentuk bulat dan berat buah 5000-7000 gr, namun durian Terong ini tidak kalah dalam rasa dan penampilan jika di hidangkan di atas meja.
Sebenarnya membuat buah ini memiliki keunikan bahwa buah tersebut bulat seperti bola. 

Durian Terong memiliki tinggi batang lebih kurang 110 m dengan lingkar batang 5.200 cm dan diameter 1.600 cm pada ketinggian 1 m dari permukaan laut. Durian ini mempunyai bentuk tajuk seperti payung dengan bentuk batang bulat dengan warna kulit batang kecoklatan. Daun durian Terong memiliki bentuk daun bulat , permukaan halus dan ujung daun meruncing dengan ukuran daun panjang 9 – 16 cm dan lebar 3,5 – 5 cm. Mahkota bunga berwarna putih kehijauan, warna benang sari kuning dengan jumlah bunga  per tandan 10-20 buah. Durian Terong mempunyai bentuk buah bulat dengan ukuran panjang 16 cm, lebar (diameter) 15 cm. Warna buah hijau dengan bentuk duri meruncing. Bobot buah antara 800 – 1.500 gr dengan ketebalan kulit mencapai 1,5 – 2 cm, jumlah juring per buah 5, pongge 1 – 2 per juring  dengan warna daging kuning keemasan. Tekstur daging buah halus dan kering, rasa manis legit dengan aroma sedang. Tebal daging buah 3 cm. Bentuk biji bulat panjang atau lonjong dengan jumlah biji kempes 1 per buah. Untuk produksi per pohon 500 – 700 buah/pohon/tahun. 
KETAHANAN TERHADAP OPT
          Tanaman Durian Terong seperti pada umumnya durian yang lain hampir 
        tidak ditemukan serangan penyakit, tahan terhadap penggerek buah dan Fusarium 
 
       (Sidang pelepasan telah dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2011)

Selasa, 12 April 2011

Prosedur Pelepasan Varietas Tanaman Hortikultura


      1. Pemohonan
      a.Permohonan diajukan secara tertulis oleh calon pemilik varietas kepda Menteri Pertanian Melalui Ketua Badan Benih Nasional (BBN) u/p Ketua Tim Penilaian Pelepasan Varietas dengan alamat Direktorat Perbenihan dan Sarana Hortikultura 
      b.permohonan disertai dengan makalah proposal/usulan pelepasan varietas yang dimaksud, satu makalah usulan untuk satu varietas dan disertai dengan foto berwarna terutama pada bagian yang menunjukkan keunggulannya. Jumlah makalah yang diperlukan untuk setiap usulan sebanyak 15 eksemplar dan minimal tiga diantaranya harus dengan foto asli yang tidak di rekayasa  
      2.Penilaian oleh Tim Penilai dan Pelepas Varietas
a.       Usulan pelepasan vrietas dinilai melalui siding TP2V yang dihadiri oleh pemohon
b.      Hasil penilain disampaikan kepada ketua BBN, yang diklasifiksaikan sebagai berikut:
1)      Direkomendasikan di usulkan kepaa Menteri Pertanian untuk dilepas sebagai varietas unggul
2)      Dievaluasi ulang : pengusul perlu menambahkan kelengkapan data informasi, untuk selanjutnya apabila telah memenuhi persyaratan, diusulkan kepada Menteri Pertanian  untuk dilaps sebagai vareitas unggul.
3)      Disidanguolang : pengusul perlu melakukan perbaikan dalam pengujian dan atau melengkapi data yang mendukung keunggulan, selanjutnya disidangkan kembali
c.       Usulan yang tidak memnuhi syarat ditolak permohonannya disertai dengan alasan yang kuat. Surat . Surat penolakan ditandatangani oleh ketua TP2V
d.      Varietas yang memenuhi syarat diusulkan oleh ketua BBN kepada Menteri Pertanian untuk disahkan pelepasannya sebagi vareitas baru
e.      Varitas yang disetujui oleh Menteri Pertanian untuk dilepas  akan dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertanian
f.        Secretariat TP2V mengirimkan Keputusan Menteri Pertanian tentang pelepasan varietas kepada pengusul dan menyebar luaskan ke Instansi Penngawasan dan Sertifiksai Benih Tanaman di setiap provinsi